Emiten BUMN di bidang konstruksi, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) tidak membagikan dividen pada tahun buku 2022. Hal tersebut telah disepakati oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson mengatakan, meskipun sepanjang tahun 2022 perseroan mencatat kenaikan laba bersih sebesar 47% menjadi Rp 81,2 miliar, namun keseluruhan dana tersebut akan digunakan untuk moda kerja.
“Tidak ada pembagian dividen karena masih kecil,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (11/4).
Entus menjelaskan, sebesar 80% atau sebagian besar penggunaan laba bersih tersebut akan digunakan untuk menambah modal dari kegiatan investasi yang masih berjalan. Sementara sisanya akan digunakan sebagai dana cadangan perseroan.
“Dari pemegang saham mayoritas tadi memutuskan untuk tidak membagikan dulu karena dari sisi nilai nominal dan kemudian untuk kebutuhan pengembangan internal masih diperlukan juga tambahan itu,” jelasnya.
Mengutip laporan keuangannya, kenaikan laba bersih Adhi Karya sepanjang tahun 2022 didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang naik 18% menjadi Rp 13,5 triliun dari Rp 11,5 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara ekuitas ADHI naik 56% dari Rp5,7 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 8,8 triliun di 2022. Daan total liabilitas turun 9% menjadi Rp 31,2 triliun di 2022 dari Rp 34,2 triliun tahun 2021.
Entus berharap, perseroan dapat melewati pemulihan dan kinerja keuangan dapat kembali stabil sehingga dapat memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya.
“Inshaallah mungkin kedepan setelah recovery ini selesai bisa lebih stabil lagi dengan berapa source projek yang sudah kita peroleh saat ini,” pungkasnya.