Pasar keuangan Indonesia melanjutkan pesta kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah, dan Surat Utang Negara(SBN) mengakhiri perdagangan di zona hijau.
Namun, pasar keuangan Tanah Air diperkirakan akan menghadapi hadangan cukup berat hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi pergerakan pasar dan sentimen hari ini bisa dibaca pada halaman 3 dan 4 artikel ini.
IHSG ditutup menguat 0,51% pada perdagangan Kamis (27/4/2023) ke posisi 6.945,48. Penguatan kemarin memperpanjang tren positif bursa Tanah Air yang juga menguat dalam dua hari perdagangan sebelumnya.
Sebanyak 303 saham menguat, 225 anjlok, sementara 203 lainnya stagnan.
Nilai transaksi mencapai sekitar Rp. 11,5 triliun dengan melibatkan 24 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali.
Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 398,18 miliar. Nilai tersebut jauh lebih kecil dibandingkan yang dicatatkan pada hari sebelumnya yakni Rp 1,8 triliun.
IHSG mengawali perdagangan di zona merah dengan melemah 0,41% pada sesi awal perdagangan.
Namun, IHSG berbalik menguat dan mengakhiri perdagangan sesi I dengan menguat 0,77%. Pada penutupan perdagangan, IHSG juga tetap hijau.
Sektor energi memimpin penguatan hampir empat 4%, ditopang oleh kembali perkasanya harga batu bara.
Lima saham yang berperan besar dalam penguatan IHSG kemarin adalah Bayan Resources yang naik 7,49%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang menguat 2,49%, GoTo Gojek Tokopedia yang melesat 4,21%, serta Unilever Indonesia yang terbang 7,32%.
Mayoritas bursa Asia-Pasifik juga ditutup menguat pada perdagangan Kamis (27/4/2023).Hanya Straits Times Singapura dan ASX 200 Australia yang terkoreksi.
Pergerakan saham kemarin dibayangi oleh kekhawatiran investor atas krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) serta ambruknya Wall Street.
Namun, sejumlah sentimen positif berhasil meredam kabar buruk dari AS.
Kembali perkasanya harga batu bara, dampak positif Lebaran, kinerja perbankan yang cemerlang di kuartal I-2023, serta pencalonan Ganjar Pranowo menjadi calon presiden (capres) membuat pasar saham menghijau.
Dua bank melaporkan kenaikan laba yang signifikan, kemarin. BBRI mencatat kenaikan laba 27,37% pada kuartal I-2023 menjadi Rp 15,56 triliun.
Sementara itu, Bank Central Asia membukukan laba bersih Rp 11,5 triliun pada kuartal I-2023, naik 12% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabar kurang tidak sedap dari dalam negeri hanya datang dari data uang beredar. Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan uang beredar melambat pada Maret 2023 menjadi 6,2% (year on year/yoy) dari 7,9% (yoy).
Uang beredar yang tumbuh lebih lambat pada Maret bisa menjadi sinyal jika masyarakat tengah menahan belanja
Padahal, Maret adalah periode Ramadan yang biasanya menjadi puncak konsumsi masyarakat.
Dari pasar mata uang, rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (27/4/2023).
Dolar AS yang tertekan akibat tanda-tanda pelambatan ekonomi serta masalah utang membuat rupiah mampu melanjutkan penguatan.
Melansir data Refinitiv, rupiah menutup perdagangan di Rp 14.700/US$, melesat 0,88% di pasar spot.
Indeks dolar AS sendiri turun 0,4% pada perdagangan Rabu akibat tekanan dari dalam negeri. Dengan penguatan kemarin maka mata uang Garuda sudah terapresiasi selama dua hari beruntun.
Dari pasar obligasi, yield atau imbal hasil SUN tenor 10 tahun menguat ke kisaran 6,53% dari 6,66% pada perdagangan hari sebelumnya.
Imbal hasil yang menurun menunjukkan SUN tengah dicari banyak orang sehingga harganya naik dan sebaliknya imbal hasil melandai.