Beda Selera Asing vs Lokal Melihat Peluang Investasi di RI

Pabrik Feronikel PT Halmahera Jaya Produksi (PT HJF) Harita Group kapasitas 800 ribu ton per tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. (CNBC Indonesia/Suhendra)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi di Indonesia menembus Rp 328,9 triliun.

Investasi tersebut melesat 16,5% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/oy) dan naik 4,5% secara quarter to quarter/qtq.

Penanaman Modal Asing (MA) mencapai Rp 177 triliun atau 53,8%. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 151,9 triliun atau proporsi 46,2%.

Realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 172,9 triliun atau dengan proporsi 52,6% dan di Jawa sebesar Rp 156 triliun atau 47,4%.

Sebagai informasi, data realisasi investasi PMA dan PMDN di luar investasi sektor hulu migas, perbankan, lembaga keuangan non-bank, asuransi, sewa guna usaha, industri rumah tangga, usaha mikro dan usaha Kecil.

Pada kuartal I-2023 ini ada beberapa sektor yang menjadi favorit investasi baik asing maupun dalam negeri.

Dari sisi PMA, sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya menjadi primadona dengan nilai mencapai US$ 2,9 miliar dengan persentase 24,3%.
Hal ini bisa dimaklumi mengingat asing tengah mengincar hilirisasi di Indonesia.

Sedangkan dari sisi PMDN, sektor pertambangan masih menjadi primadona dengan nilai mencapai Rp 19,8 triliun atau dengan persentase 13,1%.

Sementara posisi selanjutnya diikuti oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dengan nilai Rp 19,5 triliun atau 12,8%.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*